GMO bukan tanpa alasan disebut "cerita horor" paling populer dan tidak dapat dipahami dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa ilmuwan dari layar TV berpendapat bahwa makan makanan yang dimodifikasi secara genetik dapat mengembangkan beberapa jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sementara yang lain sepenuhnya menyangkalnya.
Media membuat banyak hype seputar GMO. Ada pendapat bahwa produk dengan genom yang diubah dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada seseorang dan keturunannya. Dipercaya bahwa transgenik mungkin:
- menyebabkan resistensi terhadap antibiotik, mutasi;
- mempromosikan pembentukan pembengkakan;
- secara signifikan meningkatkan risiko keracunan makanan dan alergi.
Resistensi antibiotik
Kebanyakan tanaman transgenik modern memiliki gen yang memungkinkan mereka untuk melawan antibiotik. Mereka berfungsi sebagai penanda. Ada kemungkinan bakteri patogen akan dapat mengambil alih gen ini, sehingga pengobatan menjadi lebih sulit. Namun, ahli genetika mengatakan bahwa antibiotik yang bekerja melawan gen belum digunakan untuk waktu yang lama untuk mengobati orang, jadi tidak ada bahaya.
Mutagenisitas dan karsinogenisitas
GMO dapat mengakumulasi pestisida, herbisida, dan produk penguraiannya. Diyakini bahwa sebagai akibatnya, mereka dapat menjadi sangat karsinogenik dan mutagenik. Misalnya, herbisit glifosat yang digunakan dalam budidaya bit gula dapat menyebabkan limfoma.
Ini benar, tetapi ini hanya dapat terjadi jika tidak sepenuhnya mematuhi semua prosedur dan norma yang ditetapkan untuk budidaya produk makanan. Sayangnya, ini juga terjadi. Misalnya, setumpuk beras terdaftar mengandung zat aktif biologis yang dapat memicu perkembangan kanker. Namun, masalah ini dikontrol dengan sangat ketat.
Alergenisitas
Kehadiran alergen dalam transgenik adalah salah satu argumen utama penentang produk tersebut, karena telah dibuktikan oleh banyak ilmuwan. Memang, sejumlah besar protein yang memberikan ketahanan tanaman bersifat alergi dan beracun bagi manusia. Misalnya, karena transgenik, banyak anak di Amerika Serikat yang alergi kacang.
Namun, kasus yang paling mencolok adalah analog suplemen triptofan dari Showa Denko. Asam amino yang diperoleh dengan bantuan rekayasa genetika menyebabkan kematian 37 orang, dan sekitar 1.500 orang menderita secara total.
Tapi masalah ini sedang dihilangkan hari ini. Semua produk tunduk pada penelitian yang ketat dan pengujian ekstensif untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dan bahaya. Hanya setelah tes ini produk mencapai jendela toko. Meskipun masih ada kemungkinan tinggi intoleransi individu.